Selasa, 06 Januari 2015

Bahaya Racun Arsenik


Arsen/arsenik/arsenikum (As), bahan metaloid yg terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik : kuning, hitam, dan abu-abu. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik yang berbau seperti bawang putih.Di jaman perunggu, arsenik sering digunakan untuk membuat campuran menjadi lebih keras. Kemudian ia dikenal sebagai racun yang sering digunakan para raja untuk membunuh musuhnya.Keracunan arsenik disebabkan karna konsumsi arsen yang berlebih atau konsumsi kadar rendah secara terus-menerus. Misalnya air tanah, banyak negara di asia seperti vietnam, indonesia dan tibet memiliki lingkungan biologi yang kondusif untuk menghasilkan air tanah yang mengandung kadar arsenik tinggi
Gejala yang sering terlihat ketika keracunan arsenik seperti sakit yang hebat di perut, terutama bagian usus. Muntah-muntah, suara menjadi serak atau hilang. Dan nyeri yang hebat atau rasa terbakar pada organ kemih. Sedangkan paparan dalam jangka waktu yang lama, seperti meminum air minum yang mengandung arsen, menyebabkan nafas berbau, keringat berlebih, otot lunglai, kulit menghitam, penyakit pembuluh tepi, gangguan saraf, dan kanker kulit.

Arsen terbagi menjadi Arsen In Organik dan Arsen Organik.
Arsen In Organik sifatnya sangat beracun dan sering digunakan untuk pembunuhan. Senyawa in organik, hanya mempunyai kemampuan kecil untuk mematikan jaringan tubuh, tapi tetap meracuni protoplasma sel tubuh, yang selama berada dalam sirkulasi darah dan jika terjadi kontak dengan sel hidup dapat menyebabkan perubahan-perubahan degeneratif. Pada umumnya aksi dari iritasi lokal tidak diketahui, tidak begitu jelas, tapi  setelah diabsorbsi, akan terus ke aliran darah menuju bagian-bagian organ tubuh hingga timbul efek-efek pada kapiler.Intensitas dari toksemia tergantung dari jumlah obat dan kecepatan absorbsi obat yang diberikan. Jika racun dalam bentuk cairan akan cepat diabsorbsi, tetapi jika diberikan dalam bentuk yang padat akan diabsorbsi lebih lambat.

Arsen Organik banyak dibuat dan besar diantaranya merupakan senyawa sintetis. Senyawaan organik, termasuk diantaranya merupakan golongan alifatik dan aromatik, yang mengandung baik trivalent maupun pentavalen arsenic. Bersifat kurang toksis apabila dibandingkan dengan bentuk in organik, mungkin disebabkan karena absorbsinya yang lebih lambat. Bila masuk ke dalam tubuh, akan terurai secara perlahan-lahan dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan / kesulitan-kesulitan yang serius, namun kadang-kadang bila karena sesuatu hal, dapat mempercepat absorbsinya sehingga dapat menimbulkan efek toksis yang lebih berat. Bentuk arsen ini ditimbun dalam berbagai organ, khususnya pada hati dan arsen jenis ini menghilang secara bertahap. Hal ini menyebabkan efeknya terhadap parasit (durasinya) arsen menjadi panjang.

Efek sistemik keracunan Arsen
Efek pada peredaran darah
            Senyawa arsen dosis kecil in organik menyebabkan vasodilatasi ringan. Dosis besar menimbulkan efek pada sistem sirkulasi. Perlukaan dapat terjadi pada semua anyaman kapiler, tapi yang sering terjadi di daerah splanchnicus. Sebagai hasilnya adalah transudasi dari plasma dan penurunan darah yang tajam, selanjutnya terjadi kerusakan arteri dan myocard serta tekanan darah turun sampai terjadi syok.
Gambaran EKG yang abnormal tetap terjadi sampai satu bulan sesudah penyembuhan dari intoksikasi akuta. Senyawa arsen organ trivalent terutama mengenai kapiler, tekanan pembuluh darah (resistant vessels), dan tentang jantung, pengaruhnya sama dengan arsen in organik.
Pada dosis terapeutik obat, efek pada sirkulasi bervariasi dengan jarang terjadi reaksi seperti syok angioneurotik yang segera mengikuti pemberian tryparsamide. Hal ini terjadi mengikuti pemberian senyawa arsenic sejenis dengan sifat simpatomimetik yang secara efektif meninggikan tekanan darah selama suatu krisis; dimana hal tersebut tidak terjadi selama syok oleh karena senyawa arsen in organik. Krisis ini terjadi disebabkan oleh karena flocylasi plasma protein.
Arteriosclerosis perifer (clackfoot disease dapat disebabkan oleh pemasukan senyawa arsen in organic secara kronis (Heydoen, 1970).

Tractus gastrointestinal
Dosis kecil senyawa arsen in organik terutama yang trivalent menyebabkan splanchnic hyperemia. Transudasi plasma pada kapiler sebagai akibat pada dosis besar membentuk vesikula di bawah mukosa gastrointestinal. Vesikula tadi akhirnya pecah, fragmen epitel terlepas, lalu plasma tercurah ke dalam lumen, yang kemudian akan membeku.
Jaringan yang rusak dan aksi cathartic dari meningkatnya cairan dalam lumen menyebabkan naiknya peristaltik dan keluarnya tinja yang karateristiknya seperti air beras. Protiforens epitel yang normal ditekan, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Segera sesudah itu feses menjadi berdarah, muntah seringkali terjadi, dan muntahan mungkin mengandung darah. Stomatitis mungkin juga terjadi, serangan gastrointestinal mungkin terjadi dengan sedikit demi sedikit sehingga kemungkinan cara cuman arsenic mungkin diabaikan.
Sindrom nausea, vomiting, diare, sakit kepala dan malaise merupakan tipe reaksi yang sering terjadi sebagai akibat pemberian injeksi senyawa arsen organik. Reaksi ini tidak segera terjadi, tetapi terjadi dalam waktu 4-12 jam sesudah injeksi dan berlangsung selama beberapa jam sampai hitungan hari. Hal ini disebabkan oleh intoksikasi oleh bagian senyawa arsenic yang aktif dari obat tersebut.
Insidensi tertinggi terjadi setelah pemberian senyawa arsen trivalent dan paling rendah setelah pemberian senyawa arsen pentavalen; misalnya tryparsamide. Over dosis yang sangat besar dari senyawa arsen organik efeknya sama dengan pemberian senyawa arsen in organik.

Tractus urinarius
Aksi dari senyawa arsen pada kapiler ginjal, tubuler dan glomeruli dapat menyebabkan kerusakan ren yang hebat. Efek pertama pada glomeruli, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga memungkinkan hilangnya protein dan kemudian terjadi pembengkakan untuk mengisi glomerulair. Variasi tingkatan dari nekrosis tubuler dan degenerasi terjadi, urin berkurang dan berisi protein, eritrosis dan carts.
Sejumlah carts, albuminuria ringan dan darah pada urin sedikit meninggi, sering terjadi setelah pemberian senyawa arsen organik dengan dosis terapeutik – namun efek ini hanya bersifat sementara.
Kerusakan ginjal akut yang jarang terjadi akibat arsen organik adalah idiosyncrasi.

Kulit
Pemberian senyawa arsen in organik dengan dosis rendah dan secara kronis akan menyebabkan vasodilatasi kulit dan “milk and corce” complexion. Penggunaan senyawa arsenic yang berkepanjangan juga menyebabkan hiperkeratosis dan hiperpigmentasi, yag akhirnya aksi ini menuju ke arah atrofi dan degenerasi serta mungkin juga ke arah kanker. Erupsi pada kulit umumnya terjadi setelah pengobatan dengan senyawa arsen in organik.
Senyawa arsen trivalent yang sistemik mengganggu dengan respon peradangan pada kulit dan dapat menyebabkan terjadinya pyoderma. Hal tersebut juga mengganggu penyembuhan luka pada kulit dan jaringan lain.
Insidensi dermatitis pada penggunaan senyawa arsen organik pentavalen adalah rendah dan reaksinya biasanya ringan. Luka bisa lokal atau menyeluruh dalam distribusinya.

Sistem syaraf pusat (SSP)
Pada penggunaan secara kronis atau terpapar dengan senyawa arsen in organik (namun jarang pada senyawa arsen organik) dapat menyebabkan neuritis periferal. Pada kasus yang berat, sumsum tulang belakang bisa terkena juga. Pada pemberian senyawa arsen in organik dengan dosis toksis secara akuta, hampir 5 % akan menunjukkan depresi sentral tanpa gejala-gejala gastrointestinal.
Dari arsen yang masih digunakan oleh manusia, tryparsamide – tapi bukan carborsone atau glico biarzol – menyebabkan insidensi yang tinggi dalah hal efek pada SSP, bila digunakan dengan dosis terapeutik. Efek ini biasanya visual.
Ensefalopati dapat ditimbulkan pada penggunaan:
·         Senyawa arsen organik trivalent misalnya: melarsoprol (paling umum sebagai rekasi toksik).
·         Senyawa arsen organik pentavalen, glico biorsal pada dosis klinis (tapi jarang).
·         Overdosis carbarsone.
Gejalanya termasuk sakit kepala yang berat, konvulsi dan koma. Gejala-gejala sebelumnya terlihat pada cairan serebro spinal jumlah sel dan protein bertambah. Kerusakan pada otak terutama yang berasal dari vasculair dan terjadi pada massa putih dan abu-abu, gejalanya berupa perdarahan nekrosis dengan focus yang multipel dan simetris.
Perlu ditambahkan pada pemberian dimecaprol ialah pengobatan sedatif, anti konvulsan dan tindakan untuk mengurangi oedem otak, yang mana antara lain dapat dengan memberi mannitol hipertonik atau larutan ureum.

Darah
Senyawa arsen in organik mengganggu sum-sum tulang dan mengubah komposisi sel-sel darah. Vaskularisasi pada sumsum tulang bertambah. Pada dosis sedang menyebabkan pengurangan eritrosit dan pada dosis besar menyebabkan perubahan morfologis sel-sel darah dengan tampak adanya megalocytes dan microscytes. Senyawa arsen in organik juga menekan produksi leukosit. Beberapa efek kronis pada adarah dapat disebabkan oleh karena terganggunya absorbsi asam folat.
Arsenite juga mengganggu syntore parpyrine (Van Togeran et all, 1965). Gangguan pada darah dan sumsum tulang yang ditimbulkan oleh senyawa arsen in organic merupakan masalah yang benar-benar serius, tapi untungnya jarang terjadi. Sejumlah kasus agranulasitosis disebabkan oleh glico biornd yang mana telah dilaporkan pernah terjadi.

Hati
Senyawa arsen in organik dan sejumlah yang organik, terutama toksis terhadap lever dan menimbulkan infiltrasi lemak, nekrosis sentralis dan chirossis triparsamide yang dapat merusak kapur pada dosis terapeutik. Kerusakan bisa sedang atau berat, menyebabkan acute yellow athrophy bahkan kematian.
Kerusakan pada umumnya mengenai parenkim hepar, tetapi pada beberapa kasus memberikan gambaran klinis yang menyerupai aclusi saluran empedu secara umum yang disebabkan oleh pericholangitis dan thrombus empron pada cabang saluran empedu yang paling halus.

Metabolisme
Aksi toksis yang mula-mula dari senyawa arsen organik menimbulkan oedema tersembunyi disebabkan oleh kerusakan kapiler. Pada kerusakan arsen eliminasi nitrogen bertambah oleh karena degenerasi jaringan yang terjadi pada banyak organ.
Percobaan untuk mendemonstrasikan aksi tonik dari senyawa arsen pada hewan percobaan menunjukkan bahwa elemen ini tidak berguna pada pertumbuhan dan perkembangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar