Arsen/arsenik/arsenikum (As),
bahan metaloid yg terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik : kuning,
hitam, dan abu-abu. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi
oksida arsenik yang berbau seperti bawang putih.Di jaman perunggu, arsenik
sering digunakan untuk membuat campuran menjadi lebih keras. Kemudian ia
dikenal sebagai racun yang sering digunakan para raja untuk membunuh
musuhnya.Keracunan arsenik disebabkan karna konsumsi arsen yang berlebih atau
konsumsi kadar rendah secara terus-menerus. Misalnya air tanah, banyak negara
di asia seperti vietnam, indonesia dan tibet memiliki lingkungan biologi yang
kondusif untuk menghasilkan air tanah yang mengandung kadar arsenik tinggi
Gejala yang sering
terlihat ketika keracunan arsenik seperti sakit yang hebat di perut, terutama
bagian usus. Muntah-muntah, suara menjadi serak atau hilang. Dan nyeri yang
hebat atau rasa terbakar pada organ kemih. Sedangkan paparan dalam jangka waktu
yang lama, seperti meminum air minum yang mengandung arsen, menyebabkan nafas
berbau, keringat berlebih, otot lunglai, kulit menghitam, penyakit pembuluh
tepi, gangguan saraf, dan kanker kulit.
Arsen terbagi menjadi Arsen In Organik dan Arsen
Organik.
Arsen In Organik
sifatnya sangat beracun dan sering digunakan untuk pembunuhan. Senyawa in
organik, hanya mempunyai kemampuan kecil untuk mematikan jaringan tubuh, tapi
tetap meracuni protoplasma sel tubuh, yang selama berada dalam sirkulasi darah
dan jika terjadi kontak dengan sel hidup dapat menyebabkan perubahan-perubahan
degeneratif. Pada umumnya aksi dari iritasi lokal tidak diketahui, tidak begitu
jelas, tapi setelah diabsorbsi, akan terus ke aliran darah menuju
bagian-bagian organ tubuh hingga timbul efek-efek pada kapiler.Intensitas dari
toksemia tergantung dari jumlah obat dan kecepatan absorbsi obat yang
diberikan. Jika racun dalam bentuk cairan akan cepat diabsorbsi, tetapi jika
diberikan dalam bentuk yang padat akan diabsorbsi lebih lambat.
Arsen Organik banyak
dibuat dan besar diantaranya merupakan senyawa sintetis. Senyawaan organik,
termasuk diantaranya merupakan golongan alifatik dan aromatik, yang mengandung
baik trivalent maupun pentavalen arsenic. Bersifat kurang toksis apabila
dibandingkan dengan bentuk in organik, mungkin disebabkan karena absorbsinya
yang lebih lambat. Bila masuk ke dalam tubuh, akan terurai secara
perlahan-lahan dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan / kesulitan-kesulitan
yang serius, namun kadang-kadang bila karena sesuatu hal, dapat mempercepat
absorbsinya sehingga dapat menimbulkan efek toksis yang lebih berat. Bentuk
arsen ini ditimbun dalam berbagai organ, khususnya pada hati dan arsen jenis
ini menghilang secara bertahap. Hal ini menyebabkan efeknya terhadap parasit
(durasinya) arsen menjadi panjang.
Efek sistemik keracunan Arsen
Efek pada
peredaran darah
Senyawa
arsen dosis kecil in organik menyebabkan vasodilatasi ringan. Dosis besar
menimbulkan efek pada sistem sirkulasi. Perlukaan dapat terjadi pada semua
anyaman kapiler, tapi yang sering terjadi di daerah splanchnicus. Sebagai
hasilnya adalah transudasi dari plasma dan penurunan darah yang tajam,
selanjutnya terjadi kerusakan arteri dan myocard serta tekanan darah turun
sampai terjadi syok.
Gambaran EKG yang abnormal tetap terjadi sampai satu
bulan sesudah penyembuhan dari intoksikasi akuta. Senyawa arsen organ trivalent
terutama mengenai kapiler, tekanan pembuluh darah (resistant vessels),
dan tentang jantung, pengaruhnya sama dengan arsen in organik.
Pada dosis terapeutik obat, efek pada sirkulasi
bervariasi dengan jarang terjadi reaksi seperti syok angioneurotik yang segera
mengikuti pemberian tryparsamide. Hal ini terjadi mengikuti pemberian senyawa
arsenic sejenis dengan sifat simpatomimetik yang secara efektif meninggikan
tekanan darah selama suatu krisis; dimana hal tersebut tidak terjadi selama
syok oleh karena senyawa arsen in organik. Krisis ini terjadi disebabkan oleh
karena flocylasi plasma protein.
Arteriosclerosis perifer (clackfoot disease dapat
disebabkan oleh pemasukan senyawa arsen in organic secara kronis (Heydoen, 1970).
Tractus
gastrointestinal
Dosis kecil senyawa arsen in organik terutama yang
trivalent menyebabkan splanchnic hyperemia. Transudasi plasma pada kapiler
sebagai akibat pada dosis besar membentuk vesikula di bawah mukosa
gastrointestinal. Vesikula tadi akhirnya pecah, fragmen epitel terlepas, lalu
plasma tercurah ke dalam lumen, yang kemudian akan membeku.
Jaringan yang rusak dan aksi cathartic dari
meningkatnya cairan dalam lumen menyebabkan naiknya peristaltik dan keluarnya
tinja yang karateristiknya seperti air beras. Protiforens epitel yang normal
ditekan, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Segera sesudah itu feses
menjadi berdarah, muntah seringkali terjadi, dan muntahan mungkin mengandung
darah. Stomatitis mungkin juga terjadi, serangan gastrointestinal mungkin
terjadi dengan sedikit demi sedikit sehingga kemungkinan cara cuman arsenic
mungkin diabaikan.
Sindrom nausea, vomiting, diare, sakit kepala dan
malaise merupakan tipe reaksi yang sering terjadi sebagai akibat pemberian
injeksi senyawa arsen organik. Reaksi ini tidak segera terjadi, tetapi terjadi
dalam waktu 4-12 jam sesudah injeksi dan berlangsung selama beberapa jam sampai
hitungan hari. Hal ini disebabkan oleh intoksikasi oleh bagian senyawa arsenic
yang aktif dari obat tersebut.
Insidensi tertinggi terjadi setelah pemberian senyawa
arsen trivalent dan paling rendah setelah pemberian senyawa arsen pentavalen;
misalnya tryparsamide. Over dosis yang sangat besar dari senyawa arsen organik
efeknya sama dengan pemberian senyawa arsen in organik.
Tractus
urinarius
Aksi dari senyawa arsen pada kapiler ginjal, tubuler
dan glomeruli dapat menyebabkan kerusakan ren yang hebat. Efek pertama pada
glomeruli, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga memungkinkan hilangnya
protein dan kemudian terjadi pembengkakan untuk mengisi glomerulair. Variasi
tingkatan dari nekrosis tubuler dan degenerasi terjadi, urin berkurang dan
berisi protein, eritrosis dan carts.
Sejumlah carts, albuminuria ringan dan darah pada urin
sedikit meninggi, sering terjadi setelah pemberian senyawa arsen organik dengan
dosis terapeutik – namun efek ini hanya bersifat sementara.
Kerusakan ginjal akut yang jarang terjadi akibat arsen
organik adalah idiosyncrasi.
Kulit
Pemberian senyawa arsen in organik dengan dosis rendah
dan secara kronis akan menyebabkan vasodilatasi kulit dan “milk and
corce” complexion. Penggunaan senyawa arsenic yang berkepanjangan
juga menyebabkan hiperkeratosis dan hiperpigmentasi, yag akhirnya aksi ini
menuju ke arah atrofi dan degenerasi serta mungkin juga ke arah kanker. Erupsi
pada kulit umumnya terjadi setelah pengobatan dengan senyawa arsen in organik.
Senyawa arsen trivalent yang sistemik mengganggu
dengan respon peradangan pada kulit dan dapat menyebabkan terjadinya pyoderma.
Hal tersebut juga mengganggu penyembuhan luka pada kulit dan jaringan lain.
Insidensi dermatitis pada penggunaan senyawa arsen
organik pentavalen adalah rendah dan reaksinya biasanya ringan. Luka bisa lokal
atau menyeluruh dalam distribusinya.
Sistem
syaraf pusat (SSP)
Pada penggunaan secara kronis atau terpapar dengan
senyawa arsen in organik (namun jarang pada senyawa arsen organik) dapat
menyebabkan neuritis periferal. Pada kasus yang berat, sumsum tulang belakang
bisa terkena juga. Pada pemberian senyawa arsen in organik dengan dosis toksis
secara akuta, hampir 5 % akan menunjukkan depresi sentral tanpa gejala-gejala
gastrointestinal.
Dari arsen yang masih digunakan oleh manusia,
tryparsamide – tapi bukan carborsone atau glico biarzol – menyebabkan insidensi
yang tinggi dalah hal efek pada SSP, bila digunakan dengan dosis terapeutik.
Efek ini biasanya visual.
Ensefalopati dapat ditimbulkan pada penggunaan:
·
Senyawa arsen organik trivalent misalnya: melarsoprol
(paling umum sebagai rekasi toksik).
·
Senyawa arsen organik pentavalen, glico biorsal pada
dosis klinis (tapi jarang).
·
Overdosis carbarsone.
Gejalanya termasuk sakit kepala yang berat, konvulsi
dan koma. Gejala-gejala sebelumnya terlihat pada cairan serebro spinal jumlah
sel dan protein bertambah. Kerusakan pada otak terutama yang berasal dari
vasculair dan terjadi pada massa putih dan abu-abu, gejalanya berupa
perdarahan nekrosis dengan focus yang multipel dan simetris.
Perlu ditambahkan pada pemberian dimecaprol ialah
pengobatan sedatif, anti konvulsan dan tindakan untuk mengurangi oedem otak,
yang mana antara lain dapat dengan memberi mannitol hipertonik atau larutan
ureum.
Darah
Senyawa arsen in organik mengganggu sum-sum tulang dan
mengubah komposisi sel-sel darah. Vaskularisasi pada sumsum tulang bertambah.
Pada dosis sedang menyebabkan pengurangan eritrosit dan pada dosis besar
menyebabkan perubahan morfologis sel-sel darah dengan tampak adanya megalocytes
dan microscytes. Senyawa arsen in organik juga menekan produksi leukosit.
Beberapa efek kronis pada adarah dapat disebabkan oleh karena terganggunya
absorbsi asam folat.
Arsenite juga mengganggu syntore parpyrine (Van
Togeran et all, 1965). Gangguan pada darah dan sumsum tulang yang ditimbulkan
oleh senyawa arsen in organic merupakan masalah yang benar-benar serius, tapi
untungnya jarang terjadi. Sejumlah kasus agranulasitosis disebabkan oleh glico
biornd yang mana telah dilaporkan pernah terjadi.
Hati
Senyawa arsen in organik dan sejumlah yang organik,
terutama toksis terhadap lever dan menimbulkan infiltrasi lemak, nekrosis
sentralis dan chirossis triparsamide yang dapat merusak kapur pada dosis
terapeutik. Kerusakan bisa sedang atau berat, menyebabkan acute yellow
athrophy bahkan kematian.
Kerusakan pada umumnya mengenai parenkim hepar, tetapi
pada beberapa kasus memberikan gambaran klinis yang menyerupai aclusi saluran
empedu secara umum yang disebabkan oleh pericholangitis dan thrombus empron
pada cabang saluran empedu yang paling halus.
Metabolisme
Aksi toksis yang mula-mula dari senyawa arsen organik
menimbulkan oedema tersembunyi disebabkan oleh kerusakan kapiler. Pada
kerusakan arsen eliminasi nitrogen bertambah oleh karena degenerasi jaringan
yang terjadi pada banyak organ.
Percobaan untuk mendemonstrasikan aksi tonik dari senyawa
arsen pada hewan percobaan menunjukkan bahwa elemen ini tidak berguna pada
pertumbuhan dan perkembangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar